Dalam banyak kasus perceraian yang diajukan pihak suami
kepada isteri, ada sebuah alas an yang jamak muncul dan terungkap dalam
persidangan. Alasan yang dijadikan senjata suami berniat menceraikan isterinya adalah
isteri yang tidak taat kepada suami. Sebut saja mawar, sebelum menikah mawar
memang sudah berstatus janda dengan satu anak. Mawar memutuskan untuk menikah
lagi dengan alas an anaknya yang masih kecil membutuhkan profil seorang ayah
sebagai pelindung dalam keluarga.
Mawar berusaha sekuat tenaga untuk mencari seorang
pendamping yang sholih dan taat beribadah. Setelah berusaha mencari dengan
bantuan orang yang dipercaya, akhirnya mawar bertemu dengan seorang pria sebut
saja namanya Anto. Anto memang seorang yang sholih dalam pandangan masyarakat,
ia rajin berangkat ke masjid dan suka bertegur sapa dengan para tetangga. Sama
dengan mawar, Anto berstatus duda satu anak.
Merasa saling mantap untuk membangun mahligai rumah tangga,
tanpa mengulur waktu yang panjang, keduanya segera melangsungkan pernikahan.
Pada mulanya perjalanan rumah tangga keduanya berjalan harmonis penuh dengan
kebahagiaan. Keduanya sering melakukan ibadah bersama di masjid dan bahkan
saling mengingatkan untuk berbuat kebaikan. Hasil dari pernikahan itu lahirlah
seorang anak perempuan yang cantik dan lucu. Kebahagiaan pun semakin bertambah
seiring hadirnya sang buah hati.
Namun sudah menjadi hukum alam dalam sebuah biduk rumah
tangga, ujian dan cobaan mulai datang mendera kadang bagai riak-riak kecil
dipinggir samudra, terkadang juga seperti ombak ganas yang menerjang karang.
Permasalahan mulai muncul ketika bertemu sebuah kenyataan bahwa masing masing
telah mempunyai anak dari pasangan sebelumnya. Mereka harus terus membina
komunikasi dengan anak masing-masing.
Anto sering melarang mawar untuk menjenguk anaknya di rumah
nenek sang anak yang tak lain adalah orang tua dari mantan suami mawar. Pada sisi
yang sama, Anto juga sering menjenguk anaknya di rumah mantan istrinya. Api cemburu
mawarpun tak terelakkan, setiap upaya komunikasi yang dibangun selalu
dimentahkan. Dalam keadaan itu, mawar dan anto masih tinggal bersama dengan
kedua orang tua Anto. Sehingga sekecil apapun perselisihan yang terjadi pasti
tercium keluarga besar Anto.
Permasalahan yang tidak segera terselesaikan ini akhirnya
merembet ke pernik-pernik lainnya. Masalah tempat tinggal, masalah pekerjaan,
masalah mendidik anak hingga masalah hidangan sehari hari. Setiap masalah
timbul dan terjadi perdebatan keduanya, Anto selalu memotong perkataan mawar
dengan mengatakan bahwa mawar tidak taat kepada anto sebagai suami dan kepala
rumah tangga. Kata-kata itu menjadi andalan bagi anto yang menohok dan
memojokkan mawar sebagai isteri yang menginginkan keutuhan rumah tangganya.
Mawar seperti tidak mempunyai daya tawar sama sekali
dihadapan Anto. Setiap ide dan gagasan yang disampaikan selalu ditolak dan
sebaliknya Anto tidak pernah melibatkan mawar dalam pengelolaan rumah tangga
bersama.
Angin cerah agaknya agak berpihak, tiba-tiba Anto bersepakat
dengan mawar untuk mencoba hidup mandiri dengan mengontrak sebuah rumah. Harapan
baru mawar untuk tetap mempertahankan keutuhan rumah tangganya mulai
menggeliat. Namun ternyata harapan itu segera luluh kembali, hanya bertahan
seminggu dalam rumah kontrakan itu. Setiap hari anto selalu mengajak pulang
kerumah orang tuanya, tanpa memperhatikan kondisi dan kesehatan mawar. Jika mawar
menolak, anto selalu mengumpat dengan ucapan sumpah serapah dengan ditutup
kalimat ampuhnya “Kamu Adalah Istri Yang Tidak Taat Suami, dan Terlaknat”.
Tiba-tiba anto pun pergi tanpa pamit dari rumah kontrakan
bersama. Mawar telah berusaha membangun komunikasi namun apa daya nomor ponsel
pun tidak aktif lagi. Hingga tidak berselang lama dari perpisahan itu, kurang
lebih selama satu bulan, tiba tiba mawar mendapatkan surat panggilan dari
pengadilan agama beserta surat gugatan cerai. Setelah dibaca, ternyata alasan
utama anto berkeinginan untuk mencerai mawar karena mawar tidak bisa menjadi istri
yang baik dan tidak taat kepada suami.
Bagaimana menurut pendapat anda?
Sebagai laki laki dengan egoisme tinggi, kasus diatas sering terjadi. Apabila belajar ilmu agama yang lebih banyak mendukung untuk bertindak seperti itu, tanpa mengkaji lebih dalam sebab musabab dari dalil dalil itu diturunkan. Seorang istri juga memiliki sebuah pengalaman dan pengetahuan yang mungkin tidak dimiliki sang suami, dalam kasus diatas, pihak suami disiratkan menutup semua celah untuk bertukar pandang (puncaknya dengan meninggalkan rumah). karena itu, diperlukan seorang pembimbing yang mengerti dan bijaksana dalam menasehati.
BalasHapusmantab..
Hapus