A. Fakta Gaza
Mata seluruh dunia tertuju kepada Gaza yang saat ini sedang di bombardir oleh Israel. Dengan alasan apapun tindakan brutal yang dilakukan oleh Israel atas jalur Gaza tidak dapat dibenarkan, hanya orang-orang gelap mata dan anti islam yang melegalkan tindakan agresi tersebut. Tidak sampai seminggu, tak kurang dari 600 ton peledak sudah mampir di gaza yang tidak lebih luas dari Kabupaten Bantul. Tentu sampai saat ini hanya Israel yang tega melakukannya.
Namun disisi lain, jalur gaza yang kecil itu bukanlah wilayah palestina yang lemah. Dari tanah itu lahir para pemberani dan hebat di tengah minimnya fasilitas akibat blokade dan embargo. Tercatat prestasi-prestasi yang luar biasa yang di torehkan oleh pasukan Brigade Al Qassam. Antara lain, secara mengejutkan Brigade Al Qassam punya pasukan katak yang langsung menyerang pasukan elit Israel di “rumahnya”. Pasukan Katak?? Trus bagemane ntong belajar renangnya??. Al Qassam mengklaim dari serangan tersebut telah menewaskan seorang perwira menengah.
Cerita lain lagi, pasukan ini juga telah mampu membuat roket rakitan dengan jarak tempuh lebih dari 100 km. Ha..ha.. rakitan coi, hand made, gimana klo dah bisa bikin yang pabrikan? Ada lagi yang bikin lebih heboh, hamas sudah punya ababil 1. Ababil 1 adalah drone yang ternyata sudah mampu melenggang secara santai membawa perbekalan bom siap ledak di atas permukaan israel, wuih ngeri-ngeri sedaap.. tentu masih banyak sekali cerita-cerita mengejutkan pada agresi Israel ke jalur gaza kali ini.
B. Sebab Kehebatan Brigade Al Qassam
Diantara sekian dinamika yang ada, ada satu yang tidak lekang oleh waktu. Teknologi boleh maju atau juga boleh mundur, wilayah kekuasaan juga bisa meluas atau menyempit. Tapi kehebatan brigade Al Qassam dan keberaniannya yang tidak pernah pudar. Konon pada saat pasukan katak yang Cuma segelintir orang itu menyergap, pasukan elit di pangkalan militer lautnya israel pada kalang kabut. Lalu apa yang membuat kehebatan pasukan brigade al qassam?
Mungkin inilah beberapa sebab kehebatan keberanian mereka menjadi tidak terbendung?
1. 1. Mental terlatih ala Azumi sejak dini
Bagi anda pencinta film samurai jepang, tentu anda tidak asing dengan nama Azumi. Azumi adalah tokoh samurai jepang yang tak terkalahkan dan sangat pemberani. Dalam kisahnya Azumi bersama sembilan teman-teman nya sejak kecil dibina oleh masternya di suatu tempat terpencil. Sejak kecil mereka dipersiapkan untuk menjalankan misi kelak mereka jika telah siap. Ketika mereka menganjak dewasa sang master memberikan kabar gembira bahwa sebentar lagi mereka akan mendapatkan sebuah misi. Untuk itu mereka dikumpulkan di tanah lapang dan diminta untuk mencari pasangan masing-masing. Setelah mendapatkan pasangannya, tanpa mereka ketahui ternyata tugas pertamanya adalah membunuh pasangan itu.
Apeslah bagi azumi, karena pasangan yang ia pilih adalah Nachi, lelaki ganteng yang menjadi pujaan hatinya. Lacur bertindak apa mau dikata, Azumi pun menghabisi nyawa kekasihnya melalui tangannya sendiri. Setelah kejadian itu Azumi tumbuh menjadi super samurai yang dalam film tersebut tidak pernah terkalahkan.
Lain Azumi lain anak-anak Gaza, sejak kecil anak-anak ini sudah terbiasa kehilangan nyawa ayah, ibu, kakak, adik di pangkuan tangan mungil mereka. Anyirnya bau darah dan luka-luka yang menganga tidak lagi menyiutkan nyali. Jika Azumi hanya kehilangan Nachi yang bukan apa-apanya dalam sekelebat sabetan samurai, anak-anak ini memperhatikan setiap detil fase kematian orang-orang yang sangat mereka cintai.
2. 2. Mainan anak-anak mereka adalah barang sungguhan.
Ternyata tidak hanya mental yang terlatih sejak dini, mainan mereka pun adalah mainan yang tidak seperti biasanya mainan anak-anak pada umumnya. Anak-anak di Jalur Gaza tetaplah anak-anak yang tetap membutuhkan waktu bermain yang lebih. Sepakbola dan beberapa permainan lainnya tetap menjadi kegemaran, namun ada kalanya anak-anak ini bermain sungguhan dengan melemparkan batu-batu dengan siap menerima balasan peluru tajam. Dalam beberapa kasus lain, anak-anak juga sudah mulai diperkenalkan dengan bedil sungguhan serta cara penggunaannya sebagai antisipasi melindungi keluarga mereka.
Permainan sungguhan tersebut telah melatih kewaspadaan yang ekstra bagi mereka, karena lengahnya mereka dalam bermain akan berakibat fatal baik timbul cacat atau bahkan nyawa melayang. Terlihat dua sisi yang sangat kontradiktif, bermain-sungguhan. Seharusnya bermain adalah ya bermain, sedangkan sungguhan ya adalah sungguhan. Dan kehidupan yang kontradiktif inilah telah membuat anak-anak gaza mampu memanaj ketakutan mereka menjadi sebuah rasa tenang dan tetap bahagia. Pernah kah anda terpikir ketika anak-anak gaza main bola, kemudian satu blok dari tempat mereka bermain di bombardir oleh Israel, kemudian mereka berhenti sejenak sambil berteriak Allahu Akbar..Allahu Akbar.. dan setelah dirasa selesai prosesi pengeboman, mereka bermain lagi??
3. 3. Bekerja ala who moved my cheese?
Tidak mudah mampu tinggal dan bertahan di jalur Gaza dan tetap merasa bahagia. Negara dengan luasan kurang lebih 50 KM2 ini pada dasarnya tidak mempunyai akses ke wilayah luar Gaza. Israel telah membangun benteng tinggi mengelilingi jalur Gaza yang benteng tersebut dilengkapi dengan sengatan listrik berdaya tinggi. Sebenarnya masih ada jalan lain, yaitu pintu rafah yang berhubungan langsung dengan mesir. Namun lagi-lagi apa daya Mesir telah di kangkangi oleh Israel. Negara yang mayoritas penduduknya sama sama Islam tersebut tidak memberikan aksesnya.
Wal hasil, saya teringat buku who moved my cheese. Di ceritakan karena si tikus tidak mempunyai persediaan keju yang cukup, ia selalu mencari-cari tempat penyimpanan keju tanpa kenal lelah dengan mengendus-endus seluruh tempat yang ia lewati. Hingga akhirnya ia menemukan gudang keju dan menghabiskan kejunya, sang pemilik keju tidak sadar jika ternyata keju yang ia simpan telah habis, padahal sang pemilik tidak terus berupaya mencari keju-keju baru karena telah merasa aman dengan stok keju yang dimiliki.
Hampir sama, warga Gaza harus terus mengendu-endus tempat yang “menghasilkan keju” dengan membuat terowongan atau apapun sarana yang mereka miliki. Otak mereka terus diperas untuk selalu kreatif dan mengubah-ubah cara mendapatkan sesuatu yang mereka butuhkan.
4. 4. Mereka serius menghafal al quran
Satu lagi yang khas dari Gaza, madrasah tahfidz quran. Inilah alasan yang paling kuat dari alasan-alasan lainnya. Jiwa-jiwa perindu syahid yang telah menyatu dengan al quran dalam darahnya menjadi momok yang sangat menakutkan bagi semua musuhnya. Doktrin-doktrin al quran yang mendarah daging telah melepaskan diri mereka dengan doktrin-doktrin dunia yang fana. Dimensi kehidupan mereka telah berbeda dengan dimensi kehidupan manusia biasa.
Dengan beberapa sebab diatas, Brigade Izuddin Al Qasam sangat mudah merekrut pasukan yang pemberani dan bermental baja, punya jiwa kewaspadaan tinggi, terbiasa dengan kreatifitas dan yang terpenting adalah mempunyai motivasi ilahiyah yang dominan. Tanpa harus mengeluarkan biaya yang besar. Mereka tinggal diberi senjata dikasih tahu teknik penggunaan, selesai. Mereka sudah elit.
Coba bandingkan dengan tentara Israel, gimana cara mereka mencari pasukan yang pemberani dan bermental baja, punya jiwa kewaspadaan tinggi, terbiasa dengan kreatifitas dan mempunyai motivasi doktrin agama yang dominan secara Cuma-Cuma??? Israel harus melatihnya dulu, itupun yang mau dilatih lebih milih mangkir..
Bagus gan bisa menginspirasi saya untuk mengikuti alqassam.kunjung balik yaaa afifmumtaz90.blogspot.com
BalasHapusMaju trus alqassam aku selalu mendokanmu...
BalasHapusalhamdulillah masih banyak yg peduli, mencari tau pasukan2 akhir zaman
BalasHapusBagus artikelnya..smg yg membaca mendapatkan hikmah agar bisa seperti pasukan Al-Qassam
BalasHapusBagus artikelnya..smg yg membaca mendapatkan hikmah agar bisa seperti pasukan Al-Qassam
BalasHapusSemoga anak2 ku kelak menjadi salah 1 bagian dr tentara Allah, Tentara Al-Qassam Aamiin Yaa Raabb
BalasHapusMntab
BalasHapus