Sebuah Diary : Tiga Hari Pertamaku Di Surga
Hari pertama,
Semerbak wangi
yang menggelitik hidungku memaksaku tuk terbangun dalam buaian kasur nan empuk
dari bahan yang tak ku ketahui. Ya, semalam aku sangat letih setelah tertatih
menyebrangi jembatan panjang dalam keadaan gelap gulita diiringi teriakan dan
raungan yang sayup terdengar nun jauh di bawah sana. Dalam keadaan tertatih,
banyak sekali orang yang mendahuluiku dengan kecepatan masing-masing. Ada yang
seperti kilat, seperti berlari juga berjalan. Sedangkan aku terseok-seok
sepanjang jalan meniti langkah demi langkah tanpa tahu kapan berakhir.
Sekarang aku
baru mengerti ternyata itulah jembatan sirath dan sekarang telah kurasakan
surga. Luar biasa harumnya tak pernah tercium sebelumnya, segar minumannya
tidak sesegar minuman ter-enak di dunia. Aku mabuk..Aku tergila..Aku sekarang
ada di surga.. Aku tidak menyiakan kesempatan, kujelajahi seluruh penjuru surga.
Keindahan tamannya, tumbuhan, buah, makanan, bangunan semua tersaji indah tanpa dapat terdefinisi
dengan kata. Para pelayan yang selalu mengerti meski tanpa isyarat. Kuturutkan
semua keinginanku yang semuanya terpenuhi tanpa batas, tidak seperti di dunia
keinginankulah yang tanpa batas.