Deteksi Dini Perubahan Sifat Pasangan Anda!


Biasanya tak pakai minyak wangi..
Biasanya tak suka begitu..
Biasanya tak pakai minyak rambut..
Biasanya tak seperti itu...

 
Tulisan diatas merupakan potongan bait dalam sebuah lagu dangdut dengan judul minyak wangi. Lagu tersebut mengisahkan tentang perubahan yang terjadi pada suaminya. Secara tiba-tiba sang suami berpenampilan lebih perlente dan wangi. Tidak hanya itu, sang suami mulai sering keluar malam dan tidak lagi memperhatikan sang istri. Memang, ini adalah kisah yang ada dalam lagu tersebut. Namun ada pelajaran sangat berharga yang dapat kita Ambil.

Mendeteksi dini perubahan sikap dan perilaku pasangan sangatlah penting dalam menjaga keharmonisan dalam rumah tangga. Ibarat pepatah "sedia payung sebelum hujan". Seringkali sebuah keluarga menyepelekan hal-hal kecil yang dapat merusak hubungan yang harmonis antara suami-isteri. Sehingga ketika hubungan itu sudah diujung tanduk barulah para pihak datang kepada konsultan atau curhat kepada orang tua. Tentu saja dalam kondisi tersebut sang konsultan sudah mempunyai ruang gerak yang sangat sempit. 

Fakta telah menunjukkan bahwa mediasi di pengadilan agama atas permohonan cerai 90% lebih mengalami kegagalan. Hal ini merupakan akibat diabaikannya dan berlarutnya hal-hal sepele tanpa ada antisipasi diawal oleh masing-masing pasangan. Setiap orang berkeluarga hampir dipastikan menginginkan kehidupan keluarganya tentram dan harmonis dilengkapi dengan celoteh anak-anak. Namun seringkali cita-cita itu kandas ditengah perjalanan dengan adanya kejadian yang tidak mengenakkan salah satu atau dua pihak pasangan dalam meniti hidup bersama.

Dalam keadaan tidak nyambungnya antara harapan tentang keluarga dengan kehidupan senyatanya, si pasangan baik suami maupun isteri akan mencari pengalih perhatian guna menghindari konflik. Alih-alih menghindari konflik, sebenarnya perilaku yang demikian justru akan menjadi hulu ledak dalam membina hubungan keluarga yang dapat meledak sewaktu-waktu. Karena konflik tersebut tidak untuk dihindari, namun konflik haruslah diselesaikan.

Bibit konflik suami isteri

Konflik dalam keluarga akan mudah terselesaikan apabila masih dalam fase bibit-bibit konflik. Ilalang yang masih tumbuh kecil akan mudah dimatikan dengan menyiramkan herbisida, namun herbisida itu sudah tidak ada manfaatnya manakala ilalang telah tumbuh tinggi dan hidup liar. Berikut ini ada beberapa hal penting yang pasangan harus perhatikan ketika pasangan lainya melakukan perbuatan-perbuatan sebagaimana tersebut :
  1. Adanya perubahan habit pasangan.

    Suami isteri yang telah menikah lebih dari tiga bulan tentu sudah sangat mengetahui hal perihal yang dilakukan oleh pasangannya dari waktu ke waktu. Perlu ada perhatian dari suami atau isteri apabila menemukan pasangannya mengalami atau berbuat hal-hal diluar kebiasaan. Kebiasaan bisa berubah karena dipengaruhi oleh lingkungan, komunitas dan lain sebagainya. Beberapa contoh perubahan kebiasaan yang jamak dilakukan oleh suami atau istri misalkan sangat sering memainkan gadget dengan durasi atau waktu diluar kebiasaan. Pasangan harus mulai curiga apabila mendapati pasangan sering mainan hp di tengah malam dengan sembunyi-sembunyi. Atau suami/isteri selalu mengunci Handphone atau gadgetnya dan meletakkan ditempat tersembunyi tidak seperti biasanya. Bisa juga seorang isteri yang tiba-tiba mendapati suaminya merokok padahal tidak ada riwayat sebelumnya. Atau mungkin seorang suami atau isteri selalu mengurung diri di kamar bahkan untuk keluar ke ruang keluarga pun malas. Tanda-tanda ini perlu menjadi perhatian khusus bagi pasangan.
  2. Mulai enggan membersamai dalam kesempatan tertentu.

    Sudah sewajarnya apabila suami mengantar isteri ke acara arisan pertemuan-pertemuan sosial lainnya. Demikian halnya seorang isteri yang menghadiri undangan kegiatan keluarga di kantor suaminya. Jika suami/istri akhir-akhir ini selalu menolak membersamai dengan alasan yang tidak jelas, maka itu juga merupakan tanda-tanda si pasangan mengalami ketidaknyamanan.
  3. Tertutup dan Sering berbohong.

    Salah satu fungsi berkeluarga adalah guna saling melengkapi antara suami dengan isteri. Selain itu juga sebagai tempat saling sharing dan menutup aib yang satu dengan lainnya. Sehingga wajar bila ada keterbukaan pada keduanya. Perlu mendapat perhatian khusus jika suami sering keluar rumah dengan alasan yang jelas dibuat-buat atau istri sering keluar rumah pada waktu yang tidak wajar dengan alasan mengantar laporan ke kantor atau mendapat tugas tambahan dari kantornya.
  4. Mudah marah tanpa sebab.

    Perangai pasangan yang tiba-tiba temperamen dan emosional, suka mengancam atau sedikit-sedikit mengajak bercerai juga menjadi bibit-bibit penyebab hancurnya sebuah rumah tangga. Jika ini terjadi pada pasangan, jangan dibiarkan saja. Karena temperamen yang berubah bisa jadi karena mood yang tidak baik, konflik yang dialami pasangan dengan pihak lain, juga bisa merupakan buruknya citra pasangan dimata suami atau isterinya.

Mensikapi Perubahan Yang Terjadi Pada Pasangan

Nah, sebagai suami/isteri yang loyal kepada keluarga apa yang dapat kita lakukan jika tanda-tanda tersebut diatas ada pada pasangan kita? Berikut beberapa tips yang saya sajikan agar harmonisasi dalam rumah tangga dapat terus langgeng dengan mampu mengatasi permasalahan yang menimpa :
  1. Bersikap tenang dan Positive Thingking.

    Ketenangan akan membawa kita berpikir sehat dalam mencari solusi sedangkan positive thingking akan memberikan kekuatan diri dalam mengatasi masalah. Pasangan yang mudah panik akan memperunyam dan mengeruhkan permasalahan yang sepele menjadi melebar kemana-mana. Isteri yang mendapati suami berbohong pergi keluar kota dengan alasan tugas kantor kemudian memojokkan, menuduh selingkuh, dan mengungkit masa lalu sang suami tentu akan mempercepat hancurnya sebuah rumah tangga. Tidak selamanya suami/istri pergi dari rumah itu berselingkuh, bisa jadi hanya ingin mencari ketenangan atau ingin mengulang masa lalu yang indah dengan mengunjungi tempat yang sangat bersejarah baginya.
  2. Introspeksi diri.

    Setelah diri dapat tenang, barulah berintrospeksi. Instrospeksi dilakukan tidak untuk membedah kesalahan orang lain, namun untuk menghitung kekurangan-kekurangan diri mengapa pasangan menjadi tidak nyaman dengan kita. Bagi si suami, apakah sikapnya terlalu kasar atau otoriter atau bahkan tidak mau tahu dengan urusan rumah selain setoran bulanan. Bagi seorang isteri, apakah benar benar dapat melayani suami dengan optimal, apakah perkataan yang keluar merupakan kalimat-kalimat kelembutan yang menyejukkan dan hal hal lainnya tentunya. Instrospeksi diri akan efktif jika diikuti dengan perubahan diri, sikap dan perilaku, bukan sekedar mengumpulkan masalah. Berubah memang tidak mudah namun dapat dilakukan. Perubahan besar dalam diri terjadi ketika kita bisa take action meski dari langkah yang kecil.
  3. Meningkatkan intensitas komunikasi.

    Hingga saat ini, komunikasi adalah senjata yang ampuh dalam membina hubungan suami-isteri. Komunikasi yang positif akan membawa dampak positif bagi penerimanya. Sebagaimana anak kecil yang selalu di bilang nakal akan menjadi jahat, maka suami atau istripun akan menjadi seperti yang diumpatkan jika semenjak bangun hingga tidur hanya umpatan itu yang berdengung.
  4. Menyerahkan urusan kepada Tuhan.

    Dalam konsepsi doktrin agama yang kita anut, sesungguh ada Tuhan yang bisa menginterfensi kita dan pasangan kita dalam setiap keadaan dan waktu dimana kita memintanya. Membina keluarga yang harmonis merupakan ajaran dari agama sehingga untuk mempertahankannya pun perlu dimintakan intervensi Tuhan. Adapun permasalahan yang terjadi antara suami isteri itu adalah sebuah hukum Tuhan juga yang jika pasangan itu mampu melaluinya pasti keluarga itu akan semaakin mesra.
Demikian yang dapat saya sampaikan, semoga bermanfaat dan kami tunggu koment serta masukannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Empat Hal Yang Membuat Manusia Mudah Diganggu Jin

Jin sangat mudah masuk kedalam tubuh manusia yang mempunyai perangai sebagai berikut :  Senang Marah-marah Yang Berlebihan Terjeremb...