Cara Pasutri Tetap Bahagia Dalam Menjalin Hubungan Jarak Jauh



Menjalin dan mempertahankan hubungan jarak jauh agar tetap harmonis bagi pasangan suami isteri tentu lebih rumit dibandingkan dengan hubungan jarak jauh bagi yang belum mempunyai ikatan resmi (pacaran). Walau bagaimanapun pasangan suami isteri merupakan satu tubuh, ibaratkan dua sisi dalam satu keping mata uang logam. Penderitaan yang sedang dialami suami secara otomatis akan langsung dapat dirasakan oleh sang isteri meski kadang sebatas perasaan yang tidak enak.
Pun demikian, kebahagiaan salah satunya juga akan berdampak pada kondisi kejiwaan sang pasangan. Ikatan akad nikah yang telah mengikat keduanya telah menjadikan dua jiwa yang mandiri menjadi satu kesatuan rasa.

Cepatnya perkembangan informasi teknologi dan dinamika kehidupan sehari-hari dalam banyak kasus telah memaksa para pasangan suami isteri untuk berpisah dalam arti yang sebenarnya. Pasangan suami isteri tidak lagi bersatu dalam membina rumah tangga akibat jarak yang memisahkan keduanya. Pasangan suami istri tersebut berpisah bukan karena permasalahan rumah tangga, akan tetapi tuntutan lainnya seperti tempat pekerjaan yang saling berjauhan atau model pekerjaan salah satu pasangan yang tidak memungkinkan untuk bersatu misalkan suami harus berkeliling antar negara karena tugas perusahaan.

Tidak bisa dipungkiri bahwa terpisahnya jarak antara suami dan isteri merupakan sebuah masalah bersama yang harus dapat diselesaikan bersama. Menganggap terpisahnya jarak bukan sebagai sebuah masalah merupakan sikap yang kurang tepat dan apabila tidak benar dalam memahaminya akan menjadi penyulut permasalahan dalam rumah tangga yang sebenarnya. Menganggap Long Distance Relationship adalah hal sepele akan berdampak kepada terlalu permisive sehingga terbukalah celah-celah problematika yang akan datang sewaktu-waktu. 

Hal ini karena terkait erat dengan sifat dasar manusia itu sendiri yang mempunyai kondisi jiwa yang naik turun atau fluktuatif.
Tidak ada salahnya bagi pasangan suami isteri untuk berpisah tempat dalam membina rumah tangga karena tuntutan zaman yang sudah drastis berubah dan kita tidak kuasa untuk melawannya. Hanya dibutuhkan kesiapan mental dan strategi dalam membina hubungan tersebut agar tetap langgeng hingga akhir masa tanpa ada pengkhianatan dan kerugian disalah satu pihak. Kesiapan mental dibangun atas dasar positif thinking, saling mempercayai dan kesamaan persepsi tentang masa depan keluarga. Sedangkan strategi dibangun atas keluasan informasi atau ilmu pengetahuan serta pemanfaatan alat-alat teknologi yang mutakhir.

Dengan segala fasilitas yang telah tersedia menjaga hubungan yang tetap harmonis, hangat dan mesra bagi pasangan suami isteri yang terpisah jarak tidaklah sulit namun juga tidak dapat dikatakan mudah. Kata kuncinya adalah adanya saling keterbukaan dan adanya rasa saling memiliki yang sama-sama kuat sehingga tatkala salah satu dari pasangan mengalami kelemahan motivasi atau bahkan sedang menghadapi gangguan dari pihak ketiga sang pasangan lainnya akan segera menariknya kepada orbit yang seharusnya. Ibaratkan magnet suami isteri salah satu menjadi kutub positif dan pasangan lainnya menjadi kutub negatifnya. Semakin kuat masing masing kutub, maka semakin kuatlah daya tarik-menariknya sehingga salah satu kutub tidak tertarik oleh medan magnet yang lainnya.

Beberapa cara berikut ini dapat dijadikan upaya untuk tetap memperkokoh ikatan suami isteri dalam membina rumah tangga yang secara geografis berjauhan letaknya;

Pertama, tanamkan positif thingking dan kepercayaan penuh terhadap aktivitas pasangan nun jauh disana. Lagi-lagi positif thingking dan kepercayaan penuh adalah modal yang paling utama. Karena kedua hal tersebut akan sangat mempengaruhi kondisi psikis pasangan meskipun tidak dalam kebersamaan secara fisik. Selain mempengaruhi psikis pasangan dua hal tersebut juga akan mempengaruhi kejiwaan pasangan yang dirumah. Kejiwaan yang bagus akan melahirkan perkataan yang bagus pula, sebaliknya kejiwaan yang buruk akan mempengaruhi pikiran dan perkataan yang buruk. 

Coba bandingkan, pikiran yang positif akan mengeluarkan kata positif seperti : “sayang, bekerja yang sunggu-sungguh ya? Istrimu selalu menyertaimu dengan doa-doa disetiap waktu”. Pasangan yang menerima pesan ini akan menanamkan 2 hal dalam dalam bawah sadarnya, yaitu isteri selalu menyertai serta doa. Sedangkan pikiran negatif akan mengeluarkan kata-kata negatif pula, seperti : “pah, awas ya jangan selingkuh lho kalo tidak ada mama!” . Mendapat pesan ini, bawah sadar sang papa akan menyimpan kata-kata selingkuh. Sebagaimana otak kita akan membayangkan “ayam” ketika mendengar perintah “Jangan memikirkan ayam”.
Kata-kata yang tersimpan dalam bawah sadar akan terkoneksi dengan alam nyata dan berinteraksi dengannya. Sehingga perintah “jangan selingkuh” akan menyebabkan sang pasangan akan berselingkuh apabila dirasa sangat aman dan diluar kendali pasangan.

Kedua, libatkan sang anak untuk berkomunikasi aktif dengan pasangan. Anak adalah bagian sangat dominan yang dapat mempengaruhi sikap dan perilaku baik suami maupun isteri. Sudah ada ribuan bahkan jutaan kasus gagalnya perceraian sebuah keluarga akibat masing-masing pihak merasa kasihan jika keputusan mereka akan menghancurkan masa depan anak-anak mereka. Baik suami maupun isteri lebih memilih menahan diri dan rela tersakiti hatinya selama puluhan tahun demi masa depan anak. 

Dalam suatu candaan umum yang sering kita dengar pun menyatakan, “jika seorang laki-laki melihat anak kecil yang manis dan menggemaskan maka ia akan segera teringat akan anaknya dirumah, sedangkan jika seorang suami melihat perempuan cantik dan menggoda di jalan ia akan segera melupakan isterinya”. Memang itu adalah candaan, namun mungkin ada unsur kebenarannya. Dari sini terlihat bahwa anak mempunyai peran yang sangat penting dalam menjaga keharmonisan pasangan suami isteri yang terpisah jarak. Oleh karena itu setiap pasangan hendaklah menyisipkan foto keluarga terutama foto anak yang paling imut sebagai bekal keberangkatan baik suami maupun isteri yang akan pergi bekerja meninggalkan keluarga.

Ketiga, pastikan terjadi komunikasi antara suami isteri pada setiap harinya. Komunikasi disini adalah komunikasi yang berkualitas dan dari hati yang sesungguhnya, bukan komunikasi yang formalitas. Sehingga tidak perlu setiap saat kirim sms “sudah makan belum”, “sudah mandi belum” dan beberapa hal remeh lainnya. Apalagi pertanyaan tersebut telah di setting di HP, sehingga sang pasangan yang jauh pun sudah sangat hafal dan komunikasi menjadi tidak bermakna. Sebisa mungkin komunikasi yang dibangun mengarah kepada saling memberikan semangat, menyampaikan informasi aktual dan sebagai sarana curhat antara suami dan isteri lebih baik lagi adalah sebagai sarana instrospeksi harian bagi kedua pasangan.

Dalam berkomunikasi manfaatkan secara optimal fasilitas teknologi yang ada seperti skype atau sarana live call lainnya. Kontak suara disertai dengan gambar yang live akan memperdalam keintiman keduanya. Dalam komunikasi ini pastikan anda untuk tidak berpakaian alakadarnya, berikan aura yang kuat kepada pasangan dengan sikap tubuh dan cahaya muka yang berbinar sehingga menambah hangat suasana percakapan.

Keempat, agendakan bertemu secara berkala meski mempunyai kesibukan tinggi. Jika berpisahnya pasangan adalah karena pilihan maka mengutamakan keluarga adalah kewajiban. Dalam logika sederhana, orang bekerja semata-mata hasilnya adalah untuk keluarga. Oleh karena itu posisi keluarga berada diatas pekerjaan itu sendiri. Antara suami isteri harus membuat suatu komitmen untuk pertemuan secara rutin dan berkala, setiap pasangan harus menyadari hal ini. Jika perlu tolaklah perintah atasan yang diluar kebiasaan yang menabrak waktu jadwal rutin pertemuan dengan keluarga. Jika sikap ini dipegang secara konsisten tentu pimpinan akan mengerti dan memahami mengapa anda memutuskan sikap tersebut.

Dalam menyambut kedatangan “tamu istimewa” tersebut, pastikan kondisi tuan rumah (bisa istri ataupun suami) dalam keadaan prima. Tidak ada salahnya melakukan perawatan tubuh untuk memberikan kesan luar biasa pada pasangan. Bersihkan rumah, bereskan segala perabotan, persiapkan anak-anak dalam menyambut papa atau mama mereka. Sekiranya persiapan penyambutan akan menguras tenaga, mintalah asisten rumah tangga untuk membereskannya. Wajah ceria dan kehangatan dalam penyambutan akan membuat ingin segera kembali lagi dan lagi.

Kelima, berikan kompensasi yang lebih bagi pihak yang dirumah. Sebagai imbangan atas ritual istimewa penyambutan, suami atau isteri yang datang kerumah hendaknya selalu memberi kompensasi yang lebih bagi pasangan dan keluarga dirumah. Kompensasi dapat berupa gift/oleh-oleh, berlibur atau berwisata dan lain sebagainya yang dapat membedakan dengan kedatangan suami-isteri pada pulang kantor setiap sore. Kompensasi akan menimbulkan rasa bangga kepada keluarga yang ditinggalkan untuk bekerja, terutama membangun kebanggaan anak terhadap orang tuanya yang selalu pergi sekian lama. Dalam hal itu pula sang keluarga akan selalu menanti dan menanti kehadiran papa, mama, suami, isteri mereka.

Semoga beberapa cara untuk mempertahankan keharmonisan dan tetap bahagia bagi pasangan suami isteri yang terpisahkan jarak geografis ini dapat bermanfaat bagi kita semua.      

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Empat Hal Yang Membuat Manusia Mudah Diganggu Jin

Jin sangat mudah masuk kedalam tubuh manusia yang mempunyai perangai sebagai berikut :  Senang Marah-marah Yang Berlebihan Terjeremb...