Saatnya Memilih Jodoh
Memilih jodoh atau menentukan pasangan hidup merupakan sebuah keputusan
yang sangat mendebarkan. Pilihan yang ditentukan saat ini akan berlangsung
untuk seterusnya hingga ajal menjemput. Semua orang baik laki-laki maupun
perempuan tentu mengidamkan mendapat jodoh hidup yang ideal menurut persepsi
masing-masing agar keluarga yang dibangun kelak akan harmonis dan bahagia.
Dalam pada itu, tidak sedikit orang ragu-ragu apakah calon jodohn nya benar-benar
cocok dan dapat diajak mengarungi samudera kehidupan bersama.
Jodoh yang ideal menurut persepsi kita tentu tidak mudah didapat jika tidak
dikatakan tidak ada. Setiap manusia termasuk kita tentu mempunyai kelebihan
disatu sisi dan kekurangan disisi yang lain. Tidak ada manusia yang sempurna
karena kesempurnaan itu hanyalah milik Tuhan. Meski hanya milik Tuhan tidak
lantas manusia tertutup untuk merasakan sebagian kesempurnaan yang ada pada
pasangan kita. Upaya yang dapat kita lakukan adalah memilih pasangan yang ideal
dengan kriteria pokok yang kita tentukan.
Berikut ini saya sajikan empat kriteria pokok dalam menentukan jodoh agar
kita tidak kecewa dengan pasangan yang sudah kita pilih. Jikapun kemudian
ternyata jodoh yang kita pilih itu ternyata tidak sepenuhnya seperti bayangan
kita, setidaknya kita telah menggunakan metode dalam menentukan pasangan hidup
kita.
Inilah beberapa kriteria-kriteria pokok memilih jodoh :
1. Financial capacity.
Kemampuan finansial merupakan hal penting dalam
menentukan apakah dia adalah pasangan yang akan saya pilih atau tidak.
Sebenarnya tidak ada patokan yang pasti mengenai besaran pendapatan yang harus
dihasilkan. Sebagai pertimbangan, seorang pemikir Islam bernama Imam Syafi’i
mengatakan “bahwa hendaknya seorang suami dapat memberikan fasilitas kepada
isterinya minimal seperti orang tua sang isteri memberi fasilitas kepadanya”.
Namun, itu adalah pendapat yang bisa di ambil atau diabaikan. Hal yang paling
penting dari kemampuan financial pasangan adalah bagaimana kesungguhan calon
pasangan dalam mencari nafkah, karena kemampuan finansial itu akan mengikuti
keseriusan dan kesungguhan dalam bekerja. Jika belum menjadi suami saja sudah
malas-malasan bekerja, apatah lagi menjadi kepala keluarga?
2. Personal integrity.
Dalam ajaran jawa kuno ada pepatah yang menyatakan
“Ajining diri soko lathi ajining sariro soko busono”. Ajaran tersebut
mengandung makna bahwa kehormatan seseorang terletak pada ucapannya dan ia juga
akan dihargai dari cara penampilannya. Dalam memilih jodoh hendaknya masing-masing
orang memperhatikan tata sopan santun calon pasangan dalam hal berbicara.
Kemampuan komunikasi seseorang akan dapat mencerminkan tingkat tanggung jawab
orang tersebut. Cara berpenampilan juga menggambarkan integritas personal
seseorang. Wajah yang cantik atau ganteng jika tidak diimbangi dengan cara
berpakaian yang tepat sesuai dengan waktu dan tempat, justru akan memunculkan
pandangan yang tidak simpatik. Berpakaian yang sopan akan membawa wibawa
seseorang, karena mau tidak mau orang lain akan menilai kita pertamakali
melalui cara berpakaian kita.
3. Family background
Latar belakan keluarga juga sangat perlu kita
ketahui sebelum menentukan memilih pasangan. Memang benar bahwa yang menikah
itu bukan keluarga, namun perlu diingat bahwa keluarga mempunyai ikatan nasab
atau keturunan yang tidak mungkin terpisahkan baik oleh kematian sekalipun.
Sering kita jumpai pecahnya sebuah keluarga dipicu oleh ketidak cocokan salah
satu pasangan dengan keluarga besar.
Dalam sisi yang lain, kita juga tidak mungkin
menyamakan latar belakang keluarga calon pasangan dengan latar belakang
keluarga kita, hanya saja dengan mengetahui latar belakang keluarga calon
pasangan kita dapat mengira apakah kita akan dapat menyesuaikan diri dengan
lingkungan tersebut.
4. Religion belief
Agama adalah jalan yang dipilih dan ditempuh oleh
setiap manusia untuk menuju kebahagiaan yang hakiki. Agama membawa seperangkat
aturan moral dan teknis bagi para pemeluknya untuk berbuat atau tidak berbuat
sesuatu. Orang yang taat beragama akan cenderung berperilaku baik. Dengan
pemahaman keberagamaan yang baik pula, masing-masing pasangan akan dapat saling
menasehati kepada kebaikan. Hampir semua faktor perceraian terjadi karena
kerusakan moral salah satu atau kedua pasangan. Sehingga memilih pasangan
berdasarkan baiknya keagamaan seseorang menjadi pertimbangan yang paling utama
diantara kriteria-kriteria yang lain.
Semoga beberapa kriteria
tersebut dapat memberikan gambaran bagi anda yang sedang mengalami kesulitan
dalam menentukan calon pasangan hidup. Semoga kita semua menjadi pasangan yang
tentram dalam keluarga dan penuh kasih sayang dan tentunya hingga dapat
menggapai kebahagiaan yang hakiki disisiNya kelak. Amin
Bener pak Ndan..
BalasHapus