Hebatnya Cawet Perawan Penangkal Hujan
Judul tersebut memang agak berbau "sara". Namun jangan khawatir ini adalah cerita olahan dari kisah nyata yang tidak dibuat-buat. Al Kisah di kampung saya beberapa tahun lalu ada kejadian unik bin lucu dengan cawet perawan tersebut.
Jadi gini, pada saat itu sesepuh kampung kami mempunyai sebuat hajat besar, yaitu menikahkan putri keduanya. Saat itu sang sesepuh kampung sangat bahagia karena dia telah mampu "mengentaskan" seluruh anaknya yang hanya dua itu.
Namun disebalik kebahagiaan itu ada sebuah kekhawatiran yang menyelinap di dalam hatinya. Apakah gerangan kekhawatiran itu? ya, sang sesepuh kampung takut hajat pernikahan tersebut gagal karena diselenggarakan pada saat musim hujan. Maklum saja, musim hujan yang akan berakhir tentu air yang jatuh akan menjadi-jadi.
Meski menjadi sesepuh kampung, sang bapak tidak serta merta meninggalkan masukan dan nasehat dari sesepuh lain yang lebih tua dan berpengalaman dalam mengarungi manis, getir dan pahit perjalanan kehidupan. Sang sesepuh kampung, sebut saja namanya Mbah Topo, datang menghadap kerumah Mbah Kromo.
Mbah Topo : "Kulo nuwun Mbah Kromo"
Mbah Kromo : "Monggo Nak Topo...Ada apa kok tumben datang kerumah saya, kalo ada perlu mendingan nak Topo utusan orang saja biar saya yang sowan kerumah Nak Topo.."
Mbah Topo : "Wah mboten ngonten mbah (jangan gitu Mbah..), saya sowan kerumah mbah kromo karena ada hal penting yang ingin saya konsultasikan... Jadi gini mbah, saya besok kamis legi sekitar selapan lagi mau ada hajatan mantu, nikahin si inggrit, tapi kira-kira gimana ya mbah? saya khawatir dengan hujan pada saat acara resepsi.."
Mbah Kromo : "Nyuwun sewu nak, lha hari itu secara petung (hitungan jawa) apakah sudah di pertimbangkan??"
Mbah Topo : " Masalah petung, itu hari yang terbaik menurut poro winasis mbah.."
Mbah Kromo : "Oh ya begitu ya sudah dilaksanakan aja hajatnya, nanti masalah hujan saya akan bantu sebisa saya".
Mbah Topo : "Oh Nggih mbah, kalo begitu saya akan koordinasikan dengan keluarga untuk pelaksanaan hajat mantu saya tersebut"
Mbah topo semakin mantap dengan acara yang dirancangnya dan waktu pun berlalu hingga hari ewuh pun sudah sampai. Sesuai dengan tradisi jawa, jika ada hajatan besar maka para tetangga datang untuk membantu menyiapkan masakan untuk para tamu undangan dan para masyarakat yang datang untuk nyumbang.
Hari ewuh dimulai semenjak 3 hari sebelum hari "H". Kekhawatiran mbah topo pun terjadi, selama ewuh itu hujan mengguyur dan kalaupun berhenti hanya sebentar. Namun berbekal nasehat dan kesanggupan mbah kromo untuk membantu menangkal hujan, Mbah Topo tetap optimis dengan kesuksesan acara resepsi anaknya, si inggrit.
Sehari sebelum acara resepsi dimulai, Mbah Komo mendatangi kediaman Mbah Topo. Melihat kehadiran Mbah Kromo, Mbah Topo segera bergegas menyambut dan mengajaknya untuk duduk di ruang tamu. Tanpa memperpanjang waktu, Mbah Topo segera membuka pembicaraan: "Pripun niki Mbah..(Gimana ini mbah)??". Dengan mimik yang serius Mbah Kromo segera menyahut : "Gini nak, Njenengan mang mendet (tolong ambilkan) cawet si Inggrit yang habis dipakai dan belum di cuci". Menuruti permintaan Mbah Kromo, Mbah Topo pun segera memerintahkan Inggrit untuk menyediakan apa yang diminta oleh Mbah Kromo.
Sejurus dengan itu, Mbah Kromo mengeluarkan bungkusan dari sakunya beberapa barang seperti garam dan beberapa barang seperti bumbu. Tak lama kemudian Inggrit datang dan menyerahkan cawet pesanan mbah Kromo yang sudah dipakai dan belum dicuci. Setelah diterima, dengan segera Mbah Kromo membungkus garam dan beberapa barang lain nya dengan cawet dari inggrit tersebut.
Kemudian Mbah Kromo bergegas kebelakang rumah yang diikuti oleh Mbah topo bersama isteri juga diikuti oleh Inggrit. Dengan sangat khusyuk, Mbah Kromo menghadap ketimur dengan merapalkan mantra-mantra tertentu selama beberapa saat. Setelah mantra selesai diucapkan, cawet tersebut dilempar sekuat tenaga keatas genteng rumah Mbah Topo.
Dengan serta merta cawet dan ubo rampenya melayang keuadara dan mendarat di talang rumah Mbah topo. beberapa saat kemudian, tampak di langit mata hari cerah. Senyum cerah pun ikut mengembang di wajah Mbah Topo, Tak kalah girangnya Mbah Kromo kemana-mana mengumbar senyum tanda kemenangan. Menang bahwa hujan ga jadi turun karena takut dengan cawet perawan yang dijampi-jampi.
Tapi ternyata Mbah Kromo lupa jika ritual itu dilaksanakan sehari sebelum resepsi dilaksanakan. dan benar saja Pagi hari setelah subuh di hari "H" hujan deras mengguyur rumah Mbah Topo. Dan ternyata talang rumah mbah topo pada muaranya dialirkan ke sumur. Pada saat tim patehan (pembuat air minum) hendak mengambil air untuk dijadikan minuman bagi para tamu undangan, terlihat olehnya secara samar ada kain putih yang mengambang di sumur. Setelah diangkat ternyata itu adalah cawet Inggrit yang belum di cuci itu... Waduh....
Mau Tahu Rasanya Di Gigit Kepinding Jepang?
Pernah dengar nama hewan kepinding? Itu lho hewan yang koloninya berada di lipatan kasur ataupun pojokan busa. Masih belum ngerti? (Halah..tinggi..tinggi.. ngono ae ga ngerti) tapi ya maklum koq, kepinding memang dekat dengan kalangan menengah ke bawah yang cenderung kumuh dan kemproh.
Kalo masih ada yang penasaran dengan kepinding, nih gambarnya..
Untuk lebih mengerti di lokasi mana dia beroperasi, mungkin foto ini bisa jadi gambaran..
Si kepinding ini paling doyan ama yang namanya darah manusia, bahkan dracula pun kalah sama kepinding. Kalo ngga percaya cari tuh kepinding, trus kalo ketemu tunjukin salib ke dia, pasti sang kepinding bakal liat sambil ketawa-ketiwi. Kata kepinding "nek lagi stress ki yo ojo banget-banget to dul.."
Bagi anda yang belum pernah merasakan digigit kepinding, saya ceritain rasanya. Di gigit kepinding sensasinya seperti disuntik sekaligus kesetrum listrik dengan baterai tegangan 1,5 volt. cekit..cekit..cekit..cekit... trus kalo udah jadi korbannya, kulit akan terasa gatel-gatel dan bentol (klo kecil namanya bentol..kalo besar namanya benjol..). Nah apa hubungannya dengan kepinding Jepang?
Istilah kepinding jepang pertama kali saya peroleh ketika nyantri di Pondok Muallimin Muhammadiyah Yogyakarta. Beda antara kepinding biasa dengan kepinding Jepang adalah jika kepinding biasa merupakan ciptaan Tuhan Yang Maha kuasa, sedangkan kepinding jepang adalah ciptaan manusia Yang Maha Lemah dan mudah Letoy. Nah, kesamaannya adalah kedua model kepinding ini sangat suka dengan manusia sebagai korbannya. Dan kebanyakan beroperasi pada malam hari saat manusia lengah dalam lelap tidurnya.
Jika di Muallimin dulu, kepinding jepang banyak menyasar kepada anak-anak yang ngoroknya keras banget bak kemreseknya radio rusak yang diputus pacar.. meraung-raung tanpa jelas nadanya. Pasti pada pengen tahu kan bentuk dari kepinding jepang? Mau tau aja atau mau tau bangett?? Baiklah, karena hari ini saya sedang berbunga-bunga, ilmu membuat kepinding jepang akan saya share dengan cuma-cuma. Dengan catatan untuk mempraktekkannya anda harus hapal dulu Al Quran 30 Juz dengan seluruh makna tafsirnya (gak mungkin kan???). Klo ga bisa ya yang penting untuk kegiatan yang bermanfaat dan diridhoi Allah SWT aja lah..
Begini cara membuatnya. Pertama, ambil lidi sebatang.. jangan terlalu panjang (karena klo kepanjangan itu menyakitkan) dan jangan terlalu pendek..
Selanjutnya, langkah berikutnya adalah bakarlah lidi tersebut seperti ini..
Tuh, kan udah dibilang, lidinya jangan terlalu pendek, tangan kebakar baru nyahok kan?? Catatan penting, sesaat setelah terbakar ketika batang lidi menjadi arang langsung aja ditutup/digencet pake korek. Soalnya kalo ngga digencet, lidi bakal jadi abu. Nah kalo lidi udah jadi arang, penampakannya seperti ini..
Tadaa... jadilah seekor kepinding jepang. Lha trus gimana cara operasionalnya?? Mudah saja, selipkan kepinding jepang tersebut di sela antara kuku dengan jari kaki. Teruss??? wah kepo banget kayaknya. Ya terus bakar aja ujungnya dan jangan lupa gunakan kaki seribu alias ngumpet menyembunyikan diri biarkan kepinding jepang bekerja dengan tenang sambil ngrekam target dari angel yang paling aman.
(detik-detik kepinding jepang memangsa manusia)
Hitung mundur kayak peluncuran roket..10..9..8..7..6..5..4..3..2..1.. wadauww..opo iki.. tuluuung..tulung... (Makane nek turu le ngorok ojo sero-sero ngganggu sak kamar.. kapokmu kapan koe!!) kata anak-anak sambil cekikikan.. Lha trus nek lagi kuliah, dosene crigis dewe malah mahasiswane micek penake diapakke dab!??
Pilih Beli Bensin Model Apa? Botolan.. Gayungan..Ato Di Pom???
Bensin saat ini telah menjadi kebutuhan pokok bangsa Indonesia. Kita sudah sangat tergantung dengan cairan yang namanya bensin ini. Coba kalo pas bensin langka hampir bisa dipastikan kita akan rela ngantri meski hingga seharian. Hal ini menandakan jika bensin sudah menjadi barang kebutuhan pokok, coba klo ngga dianggap penting pasti kan ngga gitu-gitu banget kan coy? mosok anak isti ditinggal seharian milih ngantri bensin. Berarti ngantri bensin kan lebih enak dan nikmat daripada ngeloni bojo to?
Lha parahnya, sampai sekarang penjualan bensin masih di monopoli sama pertamina padahal pertamina udah jadi BUMN. Artinya menurut pemahaman saya BUMN sebagai perusahaan profit tentu akan menggunakan logika perusahaan pada umumnya yaitu maximizing profit (mbuh bener po salah sing penting gaya bahasa ngintelek.. lha wong aku kuliah bukan ambil fakultas pertamina). Parahnya lagi, aset-aset yang dulu punya pemerintah juga di anggep miliknya trus si depresiasi termasuk dipakai itung-itungan untung rugi (tangi..tangi.. wes semono wae le nglindur..)
Waduh sampai mana nih? Oh iya..Nah orang kecil seperti saya yang masih sangat itung-itungan dengan selisih seratus dua ratus perak ini juga harus berpikir keras bagaimana caranya untuk dapat bensin murah di Indonesia versi saya (padahal bensin kan dah dimonopoli..bingung to??). Menurut hasil analisis saya... (sambil bergaya seperti di acara sebuah stasiun televisi) ada 3 cara beli bensin yang ketiganya punya efisiensi masing masing. Cara beli bensin tersebut adalah beli bensin botolan, kemudian beli bensin yang gayungan, ketiga beli bensin di Pom Bensin.
Sekarang kita masuk pada cara pertama, beli bensin botolan. Biasanya para penjaja sex bensin botolan ini menuangkan bensin kedalam botol 1 literan (biasane nganggo bekas botol topi miring) dan memajangnya dalam etalase yang sebenarnya lebih tepat di sebut rak di pinggir jalan. Nah sang penjaja mengharap para pengendara terpesona dengan botol tersebut dan mau jajan. bentuknya seperti ini.
Nah terlihat jelas kan klo katanya satu liter itu kurangnya banyak.. lah itu botol ngga penuh.. (kata iklan alaah cuma selisih beberapa sendok inih..). Melihat jualan bensin dengan botol seperti ini saya berpikir keras sampe ngiu persendian (lebay), wah klo selisihnya segitu bisa buat nganter anak sekolah bolak balik. Meskipun pelayanan cepat tidak sampe 1 menit apalagi kita siap uang pas.. (recehan meneh..kulthik..kluthik..)
Baik, langsung masuk cara yang kedua, beli bensin yang model kedua, gayungan. Lapak juga digelar di pinggir jalan (sumpah aku durung ketemu bakul bensin buka lapak neng cakruk tengah sawah) dengan beberapa jerigen isi bensin beserta gayung seliteran dan dua literan.
Yang ini menarik, berarti klo saya beli seliter kan dapatnya penuh. Tapi trus bakule untung seko ngendi? Saya pun berprasangka baik, mungkin sang penjual hanya mencari berkah dan Ridho dari Allah Subhanahu Wata'ala. Terbukti yang jualan seperti ini sudah sangat langka. Kemudian saya pun mencoba membelinya untuk diminumkan ke motor crystal 91 kesayangan saya (yang kata anak saya itu adalah motor belalang tempur)
Tapi ternyata meski berbaik sangka, hati saya tetap usil dan mengarahkan mata laki-laki saya untuk menyelidik ke area sensitif gayung. dan kejadiannya seperti ini..
Kalo saya bukan orang baik-baik tentu saya sudah misuh-misuh, asu bajingan aku diapusi. Tapi alhamdulillah orang tua mendidik saya dengan agama yang baik sehingga saya selalu positif dan menyerahkan segala urusan kepada Sang Khaliq. Ternyata gayungnya sudah dimodifikasi alias di pendekkan. Untuk memastikan bahwa itu bener bener di tekuk, maka saya beli seliter lagi dan tak jepret bokongnya pake HP.. cepret..ceprett..aww gaya perawan kesakitan dicubit pacar . Tapi secara waktu pelayanan juga singkat tidak sampai 4 menit.
Akhirnya saya pun kembali ke selera asal, yaitu cara beli bensin yang ketiga yaitu di pom bensin. Beli di pom bensin ternyata memakan waktu yang sangat lama jika dibandingkan dengan cara pertama dan kedua. Rata-rata memakan waktu 20 menit. Lha wong antrian mengular.
Coba bayangkan, sebagai pengamen di jalanan, waktu 20 menit kan sudah dapat berapa ribu sendiri mas bro mbak bra? saya pun juga tidak menyiakan waktu. Tak deketin sekuriti yang sedang ngisi bensin dari tangki pertamina. Woh mas, nek ngono kuwi berarti bensine nguap akeh yo? Sambil gaya sibuk sang sekurity menjawab, Iyo mas nek ra diatasi juragane rugi, soale untung seko pertamina ming sithik banget per litere ra nganti 50 rupiah. Lha le ngatasi carane piye mas??? tanya saya gaya blo on.. Meterane direko mas.. jawab sekurity sambil lalu. Buuaajingaaannn... wah nek iki emosi tenan, tapi buru-buru disertai istighfar mengharap ampunan ilahi robbi. Memang susah hidup di negeri para bedebah..
Tips dari saya bagi para pemirsa yang beli bensin dengan cara pertama dan kedua..
Klo beli bensin jangan bilang mang beli satu liter.. tapi bilang aja mang beli sebotol atau cukup bilang satu.. Supaya tidak menambah beban dosa bagi para wong cilik seperti saya yang masih meributkan selisih seperak dua perak... Kejam sekali anda jika masih membebani mereka dengan dosa.. neng ndonya uripe wes sengsoro neng akhirat jeh dipulosoro (di dunia udah sengsara di akhirat masih di siksa-siksa) gara gara kamu beli bensin dari lapak mereka..
Pak Amrozi di Senam ENERVON - C PA Bantul
Jumat (21/02) menjadi hari yang tidak biasa di Kantor Pengadilan Agama Bantul. Waktu mau masuk kantor, ternyata spanduk dan umbul-umbul yang dominan warna orange itu telah memenuhi pelataran kantor. Ditambah dengan satu panggung kecil, satu tenda konter dan soundsystem tentunya membuat suasana depan kantor semakin semarak. Ya, pagi ini kantor kedatangan tim dari Enervon-c yang mau ngajari senam Enervon-C.
Tanpa komando yang berarti seluruh penduduk PA Bantul segera berkumpul di depan kantor diiringi suara jedug-jedug tanda senam akan dimulai. Dipandu dengan dua instruktur yang bohay dengan pakaian ketat press body dan porok, semua peserta pun terhanyut dalam alunan nada dan meliuk-liuk menyesuaikan dentuman nadanya. Tapi para pemirsa, pegawai PA Bantul itu hampir setengahnya sudah tidak muda lagi. Jadi kalo disuruh jingkrak-jingkrak tentu akan ngos-ngosan meski masih ingin senam, ibarat pepatah nafsu besar, tenaga kurang.
(tuh kan bener..instruktur gerak apa..peserta geraknya gemana??)
Tapi ngos-ngosan itu tidak berlaku bagi Pak Amrozi. Meski beberapa tahun kedepan pensiun, Pak Am panggilan akrabnya sangat bersemangat dari awal hingga akhir. Pak Am adalah sosok pegawai yang pendiam dan tidak banyak cing-cong. Hari-harinya dipenuhi dengan aktivitas didepan laptop untuk mengerjakan berita acara sidang. Saking fokusnya di depan laptop, bapak yang satu ini sampai lupa menikah, dalam bahasa agama lebih dikenal dengan istilah bujanghidin yaa.. ga jauh-jauh lah dari mujahidin.
(selain Pak Am, pria yang satu ini juga power full.. po ra kanggo yo bengine??)
Masalah kesetiaan Pak Am terhadap negara jangan dipertanyakan, lha wong jelas ujan abu sangat parah aja tetep dia terobos penuh dengan heroisme dan semangat pengabdian yang tak terukur. Jangankan cuma belepotan abu dan lumpur, belepot darah pun pasti akan dia jalani, sangar ora son?
Kembali kepada topik Pak Am yang semangat senam, ada beberapa asumsi mengapa pagi ini Pak Am sangat bersemangat senam. Pertama, sejak muda sudah senang olah raga. Tapi olah raga nya pak am adalah Tennis. jadi bukan ini deh penyebabya. Asumsi kedua, Kantor sudah lama sekali tidak menyelenggarakan senam jadi kegiatan ini sudah sangat dielukan. Tapi asumsi kedua kayaknya juga engga deh, soalnya yang lalu-lalu dia sering mangkir pas senam jumat pagi.
(posisi pak am ga kliatan soalnya dia di depan pojok kanan bawah panggung... :) )
Asumsi ketiga adalah sang instruktur penyebabnya. Nah, untuk asumsi yang ketiga ini mungkin bisa jadi..bisa jadi.. Soalnya selain bohay dan dengan pakaian yang press body porok, ternyata sang instruktur mengenakan kostum ala superman, alias segi tiganya diluar. So pasti dengan teriakan khas nya pak Am paling lantang berteriak..Hoo.. oooh... kalo ada aba-aba sang instruktur. Jadi kemungkinan motif ketiga inilah yang nampaknya paling tepat. Semangat Pak Am, kuntit terus tuh instruktur Enervon-C Biar Nggak Gampang Sakit... (kata iklannya lhoo..)
(inilah aktris Superman nya.. yang ikutan senam pasti ngerti, ga percaya tanya kang Darso..)
Lagi Pengen Kondang
Bulan-bulan ini adalah saat yang paling sibuk bagi para caleg dari berbagai macam partai. Para caleg itu tebar-tebar pesona agar mereka dikenal dan pada gilirannya di coblos. ya, mereka lagi pengen kondang (tenar). Tapi sayangnya dalam waktu yang sesingkat ini tentu sangat berat, kalopun jadi kondang maka para caleg partai itu bisa dipastikan kondang karbitan. Hampir setiap hari saya dikondangi oleh beberapa caleg baik itu minta restu (halah koyo mbah dukun ataupun promosi program padahal kan program di eksukusi oleh eksekutif??
Ternyata situasi yang seperti itupun membangkitkan bawah sadar ku, aku juga pengen kondang. Kalo dipikir-pikir, di zaman sekarang orang kondang ngalah-ngalahi segalanya bahkan Tuhan pun kalah sama orang kondang, apalagi cuma mbah dukun. Ngga percaya kalo Tuhan kalah sama orang kondang? Lha itu ada yang pernah bilang "Hmm.. menurut hemat saya, mengatasi banjir Jakarta itu tidak sulit..", Giliran banjirnya datang, tinggal bilang aja "lha itu kan kiriman dari Jawa Barat, coba klo ngga dikirimi", gimana? Tuhan kalah kan??? (aku sadar sepenuhnya, ngasih contoh seperti ini rentan dibuli habis-habisan. Tapi lha gimana lagi, Aku lagi pengen kondang je dab..)
Tanpa dipaksa, otakku berpikir keras, bagaimana caranya supaya bisa kondang dengan jalan yang halal dan tidak mengikat. Akhirnya ku temukan salah satu caranya setelah membaca blognya agus mulyadi. Aku we yo iso nek nyocot ngono kuwi. Tapi mungkin bedane nek kono le nulis tulus. Aku nulisnya penuh motiv. Pengen kondang ikut-ikutan gaya agus ga ono salahe, sesuai rumus yang diajarkan pak Yanto Amikom Nirokke, Niteni, Nemokke.. (menirukan dulu, terus baru memperhatikan detil, setelah itu tahap terakhir adalah menemukan formatnya sendiri)
Intinya mosok aku kalah sama caleg yang kondang karbitan, meski kalah bondo kan jeh iso menang dupo, yo ra dab?
Ternyata situasi yang seperti itupun membangkitkan bawah sadar ku, aku juga pengen kondang. Kalo dipikir-pikir, di zaman sekarang orang kondang ngalah-ngalahi segalanya bahkan Tuhan pun kalah sama orang kondang, apalagi cuma mbah dukun. Ngga percaya kalo Tuhan kalah sama orang kondang? Lha itu ada yang pernah bilang "Hmm.. menurut hemat saya, mengatasi banjir Jakarta itu tidak sulit..", Giliran banjirnya datang, tinggal bilang aja "lha itu kan kiriman dari Jawa Barat, coba klo ngga dikirimi", gimana? Tuhan kalah kan??? (aku sadar sepenuhnya, ngasih contoh seperti ini rentan dibuli habis-habisan. Tapi lha gimana lagi, Aku lagi pengen kondang je dab..)
Tanpa dipaksa, otakku berpikir keras, bagaimana caranya supaya bisa kondang dengan jalan yang halal dan tidak mengikat. Akhirnya ku temukan salah satu caranya setelah membaca blognya agus mulyadi. Aku we yo iso nek nyocot ngono kuwi. Tapi mungkin bedane nek kono le nulis tulus. Aku nulisnya penuh motiv. Pengen kondang ikut-ikutan gaya agus ga ono salahe, sesuai rumus yang diajarkan pak Yanto Amikom Nirokke, Niteni, Nemokke.. (menirukan dulu, terus baru memperhatikan detil, setelah itu tahap terakhir adalah menemukan formatnya sendiri)
Intinya mosok aku kalah sama caleg yang kondang karbitan, meski kalah bondo kan jeh iso menang dupo, yo ra dab?
Kamu kan belum sunat?
Oleh : Muhammad Dikyah Salaby Ma'arif
Ini adalah sebuah kisah nyata yang cukup menggelitik sekaligus agak miris bila ku mengenangnya. Suatu saat di waktu sholat maghrib, biasanya aku sholat berjamaah di musholla perumahan disamping rumahku. Mushola deket rumah ku itu terkenal dengan keterlambatannya, maka aku namai mushola karet. Jika masjid dan mushola yang lain udah dikumandangkan iqomah tanda sholat dimulai, belum tentu mushola deket rumahku itu sudah azan. Ya mungkin bisa jadi karena penduduk perumahan empunya mushola rata-rata sibuker (alias orang-orang sibuk)
Mayoritas penduduk perumahan deket rumahku itu adalah bapak-bapak muda yang rata-rata usianya 35 tahunan. So pasti mereka masih sangat enerjik bekerja mencari nafkah untuk anak isteri mereka. Bahkan saking enerjiknya beberapa diantara mereka cari duit di Jakarta trus wikennya di rumah (padahal kalo liat yang beginian jadi ngeri sendiri, soalnya isteri Cuma dikasi sehari dalam seminggu, lha sisanya dikasih ke sapa?? Apalagi kalo denger crita-crita tentang istri simpanan..ah au ah.. knapa ngelantur sampe kesini?)
Nah critanya begini.. kebetulan waktu itu aku agak terlambat pulang karena ada pekerjaan tambahan di kantor. Belum lama istirahat dirumah, ternyata udah azan maghrib. Trus di mushola perumahan deket rumahku itu belum juga ada yang azan. Karena masih agak capek, aku berencana menunggu aja siapa yang azan. Selang beberapa saat ada suara kecil yang melengking dari lotspeker mushola deket rumahku itu. Suara akmal anak kelas 3 SD yang sangat aku kenali, biasa aku juga suruh akmal azan kalo udah tiba waktu sholat meski ia sedang bermain.
Lagi-lagi karena masih lesu, aku masih menyantap donat sama segelas air sembari menunggu iqomah. Ketika sudah dikumandangkan iqomah barulah aku beranjak ke tempat wudhu dan bergegas ke mushola. Betapa kagetnya aku ketika sampai di mushola, bukan karena aku terlambat. Tapi karena yang sholat/jamaah yang ada semuanya anak-anak, dari imam sampai makmum. Yang tertinggi dari mereka baru kelas empat SD, imamnya si fadli anak SDIT kelas tiga. Pada saat itu aku malu pada diriku sendiri karena “kalah” dengan anak-anak kecil dan bangga dengan mereka karena mereka telah mampu mengelola organisasi mereka sendiri secara mandiri (azan, iqomah, imam, makmum dan satu hal yang terpenting selama mereka sholat berjamaah sekitar 12an anak, tidak ada yang rebut).
Disatu sisi aku sangat menyadari kalo fadhli belum sah untuk menjadi imam karena dia belum baligh, tapi disisi lain aku tidak bisa menjadi makmum dari si fadli. Akhirnya aku hanya berdiri disamping anak-anak karena tidak tega membubarkan organisasi mereka yang telah rapi itu dengan harapan aku akan membentuk jamaah gelombang dua setelah mereka selesai. Namun pada pertengahan rokaat kedua ketika fadli membaca akhir dari surat alfatihah tiba tiba muncul bapak muda yang biasa mengimami di mushola tersebut. Tiba-tiba bapak muda itu nyelonong di samping fadli dan menginterupsinya dengan kata : “he, kamu kan belum sunat. Ayo minggir”, sontak anak-anak yang jadi makmum langsung tertawa setengah menghina sambil menunjukkan telunjuk mereka kearah fadli. Betapa malunya fadli kala itu sambil berkata : “iya kan..aku belum boleh jadi imam”. Padahal sebelumnya aku memperhatikan fadli dan jamaahnya menegakkan sholat secara serius.
Jamaah pun berganti paksa, bapak muda itu mengambil alih kendali imam. Melayang-layang di otakku, mengapa bapak itu begitu saja menginterupsi fadli. Bukannya dia yang dating telat? Kenapa tidak bersabar untuk dua atau tiga menit lagi?? Apakah tidak terpikir olehnya pengalaman traumatic seorang anak yang sedang berproses menjadi seorang leader? Memang benar anak yang belum mukallaf/baligh tidak dapat menjadi imam bagi orang dewasa/mukallaf, tapi perlu ada win-win solusi. Aku sangat sedih ketika melihat mimic muka fadli ketika di olok2 oleh teman2nya yang beberapa detik sebelumnya mereka adalah jamaah fadli. Semoga fadli tidak kapok menjadi imam lagi.
Ini adalah sebuah kisah nyata yang cukup menggelitik sekaligus agak miris bila ku mengenangnya. Suatu saat di waktu sholat maghrib, biasanya aku sholat berjamaah di musholla perumahan disamping rumahku. Mushola deket rumah ku itu terkenal dengan keterlambatannya, maka aku namai mushola karet. Jika masjid dan mushola yang lain udah dikumandangkan iqomah tanda sholat dimulai, belum tentu mushola deket rumahku itu sudah azan. Ya mungkin bisa jadi karena penduduk perumahan empunya mushola rata-rata sibuker (alias orang-orang sibuk)
Mayoritas penduduk perumahan deket rumahku itu adalah bapak-bapak muda yang rata-rata usianya 35 tahunan. So pasti mereka masih sangat enerjik bekerja mencari nafkah untuk anak isteri mereka. Bahkan saking enerjiknya beberapa diantara mereka cari duit di Jakarta trus wikennya di rumah (padahal kalo liat yang beginian jadi ngeri sendiri, soalnya isteri Cuma dikasi sehari dalam seminggu, lha sisanya dikasih ke sapa?? Apalagi kalo denger crita-crita tentang istri simpanan..ah au ah.. knapa ngelantur sampe kesini?)
Nah critanya begini.. kebetulan waktu itu aku agak terlambat pulang karena ada pekerjaan tambahan di kantor. Belum lama istirahat dirumah, ternyata udah azan maghrib. Trus di mushola perumahan deket rumahku itu belum juga ada yang azan. Karena masih agak capek, aku berencana menunggu aja siapa yang azan. Selang beberapa saat ada suara kecil yang melengking dari lotspeker mushola deket rumahku itu. Suara akmal anak kelas 3 SD yang sangat aku kenali, biasa aku juga suruh akmal azan kalo udah tiba waktu sholat meski ia sedang bermain.
Lagi-lagi karena masih lesu, aku masih menyantap donat sama segelas air sembari menunggu iqomah. Ketika sudah dikumandangkan iqomah barulah aku beranjak ke tempat wudhu dan bergegas ke mushola. Betapa kagetnya aku ketika sampai di mushola, bukan karena aku terlambat. Tapi karena yang sholat/jamaah yang ada semuanya anak-anak, dari imam sampai makmum. Yang tertinggi dari mereka baru kelas empat SD, imamnya si fadli anak SDIT kelas tiga. Pada saat itu aku malu pada diriku sendiri karena “kalah” dengan anak-anak kecil dan bangga dengan mereka karena mereka telah mampu mengelola organisasi mereka sendiri secara mandiri (azan, iqomah, imam, makmum dan satu hal yang terpenting selama mereka sholat berjamaah sekitar 12an anak, tidak ada yang rebut).
Disatu sisi aku sangat menyadari kalo fadhli belum sah untuk menjadi imam karena dia belum baligh, tapi disisi lain aku tidak bisa menjadi makmum dari si fadli. Akhirnya aku hanya berdiri disamping anak-anak karena tidak tega membubarkan organisasi mereka yang telah rapi itu dengan harapan aku akan membentuk jamaah gelombang dua setelah mereka selesai. Namun pada pertengahan rokaat kedua ketika fadli membaca akhir dari surat alfatihah tiba tiba muncul bapak muda yang biasa mengimami di mushola tersebut. Tiba-tiba bapak muda itu nyelonong di samping fadli dan menginterupsinya dengan kata : “he, kamu kan belum sunat. Ayo minggir”, sontak anak-anak yang jadi makmum langsung tertawa setengah menghina sambil menunjukkan telunjuk mereka kearah fadli. Betapa malunya fadli kala itu sambil berkata : “iya kan..aku belum boleh jadi imam”. Padahal sebelumnya aku memperhatikan fadli dan jamaahnya menegakkan sholat secara serius.
Jamaah pun berganti paksa, bapak muda itu mengambil alih kendali imam. Melayang-layang di otakku, mengapa bapak itu begitu saja menginterupsi fadli. Bukannya dia yang dating telat? Kenapa tidak bersabar untuk dua atau tiga menit lagi?? Apakah tidak terpikir olehnya pengalaman traumatic seorang anak yang sedang berproses menjadi seorang leader? Memang benar anak yang belum mukallaf/baligh tidak dapat menjadi imam bagi orang dewasa/mukallaf, tapi perlu ada win-win solusi. Aku sangat sedih ketika melihat mimic muka fadli ketika di olok2 oleh teman2nya yang beberapa detik sebelumnya mereka adalah jamaah fadli. Semoga fadli tidak kapok menjadi imam lagi.
Suamiku Hobi Selingkuh
Sebut saja namaku maya, usiaku masih tergolong muda 22 tahun. Dua tahun lalu aku menikah dengan seorang laki-laki bernama Robert. Semula kami beda agama, namun sesaat sebelum menikah Robert menyesuaikan agama seperti agama yang ku anut, islam. Entah setan apa yang merasuki tubuhku saat itu, mengapa aku mau begitu saja diajak pacaran sama Robert. Mungkin aku hanya tertarik sama ketampanan yang dimiliki Robert. Memang, aku hanyalah seorang wanita biasa yang mudah tertarik dengan wajah ganteng dengan body yang mantap.
Robert adalah sesosok pemuda yang mempunyai wajah yang tampan dengan jenggot tipis di dagunya, kulit putih, dada bidang, tidak terlalu jangkung juga tidak terlalu pendek. Ditambah pakaian sporty yang selalu ia kenakan sudah pasti membuat cewek-cewek senang meliriknya, termasuk aku. Bahkan ketika pacaran aku sudah biasa merelakan mahkota ku untuk dinikmati Robert yang waktu itu nota bene bukan apa-apaku selain sebatas pacar. Keprawananku saja udah kuserahkan dengan sukarela kapanpun dan dimanapun, apalagi yang lainnya. Ternyata waktu terindahku dengan Robert adalah ketika pacaran, itupun hanya kebahagiaan semu karena semua masih tergantung sama orang tua.
Sewaktu aku pacaran dulu sebenarnya orang tuaku sudah sering mengingatkan untuk berpikir ulang melanjutkan kejenjang pernikahan dengan Robert. Saat itu orang tua beralasan ia punya keyakinan yang berbeda dengan keyakinan yang aku dan keluargaku anut. Tapi saat itu aku tetep ngotot dan bersikeras bahwa aku harus membela perasaanku tanpa mempertimbangkan masukan orang tua dan saudara-saudaraku. Bahkan aku dapat menunjukkan ke orang tua bahwa Robert mau menyesuaikan keyakinannya dengan keyakinanku. Belakangan aku baru sadar, ternyata alasan orang tua tentang beda keyakinan hanyalah alasan yang cukup netral yang disampaikan orang tuaku agar aku tidak memberontak, ternyata orang tuaku mengkhawatirkan tidak sekedar beda keyakinan tapi lebih kepada keselamatanku kelak. Karakter Robert telah terbaca orang tuaku sebelumnya.
Dan ternyata benar, sesaat setelah menikah tidak ada lagi kemesraan, cumbu rayu, apalagi malam pertama (emang keperawananku dah hilang sejak dulu). Malam pertama setelah pernikahan, perutku telah terisi calon bayi yang kelak jadi anakku. Sejak saat itu aku langsung tahu Robert yang sesungguhnya. Robert yang hanya doyan keperawanan, Robert yang tidak pernah mengerti perasaan, Robert yang tidak pernah belajar bertanggungjawab. Robert yang hobinya kabur, melarikan diri dari permasalahan yang mendera. Dan yang paling parah, ternyata baru kutahu ia adalah Robert yang hobi berselingkuh.
Bayangkan, betapa sakitnya hati seorang isteri yang sedang hamil ditinggal selingkuh suaminya. Suami yang baru akan mempunyai anak pertama. Luar biasa!!! Tidak tampak keceriaan sedikitpun dimuka Robert kalo dia akan punya anak. Entah apa yang ada dibenaknya, mengapa ia tidak seperti calon bapak yang lain?? Suatu malam ketika Robert terlelap tidur ring SMS dari HPnya berbunyi, sebagai isteri yang penasaran kubuka SMS tersebut. Betapa kagetnya aku, sebuah SMS berbunyi :”yang, besok kalo aku maen ke Jogja lagi kamu siap puasin aku ya?’’. Saat itu juga aku bangunkan Robert, apa maksud SMS tersebut. Dengan enteng dia jawab : “oh, itu kenalanku. Maklum aja.. dia udah janda makanya SMSnya gitu..” Bagaikan tersayat-sayat hatiku pilu, sakit yang tak terperi. Sudah begitu Robert tanpa ba..bi..bu..langsung molor lagi. Aku masih mencoba untuk berpikir positif, mungkin Robert punya sifat yang kurang bertanggungjawab karena kami masih menumpang dirumah orang tuaku, sehingga masih banyak hal yang ditanggung oleh orang tua.
Dengan pendapatan yang ada, kami mencoba untuk hidup mandiri tinggal disebuah rusunawa dipinggiran kota dekat Kantor Robert. Beberapa hari kami jalani seolah aku akan mendapatkan titik terang dalam menjalani keluarga bersama. Kami mendapati tetangga depan kamar yang cukup ramah, ia bernama LIA. Sama seperti ku LIA saat itu sedang hamil anak pertamanya. Aku, Robert dan keluarga LIA sangatlah dekat, selain karena factor kedekatan rumah tinggal juga karena sedang sama-sama hamil untuk anak yang pertama. Kedekatan itu semakin seperti keluarga, tak jarang kami bertiga pergi bersama bahkan suatu waktu kami nonton pertandingan futsal bareng. Semula aku tidak menaruh curiga sama sekali mengenai hubungan Robert dengan LIA.
Tapi suatu saat tetangga-tetangga yang lain mengingatkan serta memberitahuku kalo Robert ada main dengan LIA. Ah, mana mungkin suamiku ada main sama isteri orang, hamil lagi. Semakin lama aku semakin ga enak dengar bisik-bisik tetangga rusunawa-ku yang ngomongin Robert, seolah aku adalah wanita yang paling goblok diseluruh dunia. Akhirnya, akupun menguatkan diri bertanya ke sekuriti apakah Robert sering pulang ke rusunawa ketika aku pergi kerja? Diluar dugaanku, ternyata sang sekuriti bilang : “Maaf ya mba sebelumnya, sebenarnya mas Robert itu sering pulang kesini kalo pas jam istirahat. Bahkan saya sendiri sering liat mas Robert masuk ke kamar LIA tapi saya ngga tau dia ngapain didalam soalnya pernah saya ikutin trus coba buka pintunya tapi ternyata dikunci”. Hahh.. bagaikan tersengat listrik tegangan tinggi, tubuhku kaku untuk beberapa waktu, panas dingin bercampuraduk. Kurang ajar!! Kali ini aku sudah tidak lagi dapat melihat kebaikan sedikitpun pada diri suamiku. Tidak perlu lagi ditanyakan apa yang diperbuat seorang laki-laki dengan seorang perempuan didalam kamar terkunci dan itu dilakukan berulang-ulang.
Lia..lia.. kenapa kamu tega-teganya melukai persahabatan kita. Kenapa juga kamu tega khianati suami bahkan jabang bayi yang ada di perutmu? kenapa kamu tidak pernah memikirkan kepercayaan juga perasaanku? Kenapa aku berkalang dengan perbuatan-perbuatan penduduk neraka? Apakah ini azab atau ujian bagiku?
Akupun mempertemukan LIA, Robert, juga suami LIA untuk mengclearkan permasalahan. Dengan berdalih Robert yang suka merayu, LIA mengakui kelakuan mereka berdua. Dan lagi-lagi aku tidak cukup kuat untuk berbuat tegas kepada Robert, entah apa penyebabnya. Akupun mengadu ke ayahku tentang kelakuan Robert, saat itu juga ayahku menjemput pake mobil dan langsung mengangkut perabotan juga pakaianku dibawa pulang kerumah orang tuaku. Aku sudah tak lagi mengerti diriku, aku hilang kendali, linglung tidak tahu harus berbuat apa. Yang kutahu hanyalah aku adalah wanita bodoh yang sedang hamil yang tak tahu arah hidup.
Tiga hari aku merasa sedikit tentram dirumah orang tuaku, meski berusaha untuk meninggalkan kenangan buruk dan tidak bisa. Tiba-tiba Robert muncul lagi dan kali ini aku merasa muak, mual, jijik melihat mukanya. Tapi aku bingung harus berbuat apa, apakah aku harus mengusirnya? Padahal ia adalah suami dan calon ayah sah dari bayi yang aku kandung? Aku tidak bisa bertindak dan bersikap, mungkin itu kelemahanku. Untung orangtuaku selalu melindungiku meski berapa kali aku mendurhakainya dan aku menyesal atas perbuatanku itu. Ternyata orang tuaku sudah siap dengan secarik kertas dengan beberapa poin perjanjian yang intinya Robert berjanji akan menyayangiku dan tidak berselingkuh lagi. Dan sebagai konsekuensinya akupun memaafkan segala perbuatan yang telah dilakukan Robert dan hidup rukun kembali. Perjanjian itu terasa berat bagiku karena aku telah mencoba untuk berpikir positif tentang Robert.
Tapi sekali lagi aku harus mencoba kembali membuka diri untuk Robert meski kali ini sudah terasa hambar. Dan benar saja kebersamaan itu hanya hanya berusia 1 bulan. Lagi-lagi aku menemukan SMS mesra di HP Robert: “Mas, aku udah kangen nih. Ketemuan yuk??”. Detik itu juga aku usir Robert dari rumah orang tuaku. Meski tidak lagi secinta dulu, tetap saja hatiku terluka. Namun penasaran tetap ada di benakku siapakah RIA itu? Cewek yang masih bisa kecaplok Robert? Setelah kutanya Andi rekan kerja Robert di kantornya, ternyata RIA adalah sales kertas yang ngurus order di kantor Robert. Menurut informasi dari Andi, Robert memang udah sering jalan bareng RIA dua bulan terakhir. Konon mereka juga sering mampir menginap di penginapan kawasan pantai parangtritis.
Kini aku semakin terpuruk, hamper hilang kepercayaanku terhadap lelaki. Lelaki secara umum sama saja tukang ngibul, mau menangnya sendiri alias egois. Tapi jika teringat ayahku, nampaknya pendapatku itu tidak selamanya benar. Ia telah begitu banyak berkorban, bahkan tetap melindungi meski dalam waktu yang bersamaan aku sedang menentangnya. Ya Allah, Tuhanku… aku lelah sekali. Aku ingin malam ini bisa tidur dengan malam yang sangat panjang, hingga hilang semua keletihan jiwa yang menghimpit dada secara bertubi-tubi ini.
Robert adalah sesosok pemuda yang mempunyai wajah yang tampan dengan jenggot tipis di dagunya, kulit putih, dada bidang, tidak terlalu jangkung juga tidak terlalu pendek. Ditambah pakaian sporty yang selalu ia kenakan sudah pasti membuat cewek-cewek senang meliriknya, termasuk aku. Bahkan ketika pacaran aku sudah biasa merelakan mahkota ku untuk dinikmati Robert yang waktu itu nota bene bukan apa-apaku selain sebatas pacar. Keprawananku saja udah kuserahkan dengan sukarela kapanpun dan dimanapun, apalagi yang lainnya. Ternyata waktu terindahku dengan Robert adalah ketika pacaran, itupun hanya kebahagiaan semu karena semua masih tergantung sama orang tua.
Sewaktu aku pacaran dulu sebenarnya orang tuaku sudah sering mengingatkan untuk berpikir ulang melanjutkan kejenjang pernikahan dengan Robert. Saat itu orang tua beralasan ia punya keyakinan yang berbeda dengan keyakinan yang aku dan keluargaku anut. Tapi saat itu aku tetep ngotot dan bersikeras bahwa aku harus membela perasaanku tanpa mempertimbangkan masukan orang tua dan saudara-saudaraku. Bahkan aku dapat menunjukkan ke orang tua bahwa Robert mau menyesuaikan keyakinannya dengan keyakinanku. Belakangan aku baru sadar, ternyata alasan orang tua tentang beda keyakinan hanyalah alasan yang cukup netral yang disampaikan orang tuaku agar aku tidak memberontak, ternyata orang tuaku mengkhawatirkan tidak sekedar beda keyakinan tapi lebih kepada keselamatanku kelak. Karakter Robert telah terbaca orang tuaku sebelumnya.
Dan ternyata benar, sesaat setelah menikah tidak ada lagi kemesraan, cumbu rayu, apalagi malam pertama (emang keperawananku dah hilang sejak dulu). Malam pertama setelah pernikahan, perutku telah terisi calon bayi yang kelak jadi anakku. Sejak saat itu aku langsung tahu Robert yang sesungguhnya. Robert yang hanya doyan keperawanan, Robert yang tidak pernah mengerti perasaan, Robert yang tidak pernah belajar bertanggungjawab. Robert yang hobinya kabur, melarikan diri dari permasalahan yang mendera. Dan yang paling parah, ternyata baru kutahu ia adalah Robert yang hobi berselingkuh.
Bayangkan, betapa sakitnya hati seorang isteri yang sedang hamil ditinggal selingkuh suaminya. Suami yang baru akan mempunyai anak pertama. Luar biasa!!! Tidak tampak keceriaan sedikitpun dimuka Robert kalo dia akan punya anak. Entah apa yang ada dibenaknya, mengapa ia tidak seperti calon bapak yang lain?? Suatu malam ketika Robert terlelap tidur ring SMS dari HPnya berbunyi, sebagai isteri yang penasaran kubuka SMS tersebut. Betapa kagetnya aku, sebuah SMS berbunyi :”yang, besok kalo aku maen ke Jogja lagi kamu siap puasin aku ya?’’. Saat itu juga aku bangunkan Robert, apa maksud SMS tersebut. Dengan enteng dia jawab : “oh, itu kenalanku. Maklum aja.. dia udah janda makanya SMSnya gitu..” Bagaikan tersayat-sayat hatiku pilu, sakit yang tak terperi. Sudah begitu Robert tanpa ba..bi..bu..langsung molor lagi. Aku masih mencoba untuk berpikir positif, mungkin Robert punya sifat yang kurang bertanggungjawab karena kami masih menumpang dirumah orang tuaku, sehingga masih banyak hal yang ditanggung oleh orang tua.
Dengan pendapatan yang ada, kami mencoba untuk hidup mandiri tinggal disebuah rusunawa dipinggiran kota dekat Kantor Robert. Beberapa hari kami jalani seolah aku akan mendapatkan titik terang dalam menjalani keluarga bersama. Kami mendapati tetangga depan kamar yang cukup ramah, ia bernama LIA. Sama seperti ku LIA saat itu sedang hamil anak pertamanya. Aku, Robert dan keluarga LIA sangatlah dekat, selain karena factor kedekatan rumah tinggal juga karena sedang sama-sama hamil untuk anak yang pertama. Kedekatan itu semakin seperti keluarga, tak jarang kami bertiga pergi bersama bahkan suatu waktu kami nonton pertandingan futsal bareng. Semula aku tidak menaruh curiga sama sekali mengenai hubungan Robert dengan LIA.
Tapi suatu saat tetangga-tetangga yang lain mengingatkan serta memberitahuku kalo Robert ada main dengan LIA. Ah, mana mungkin suamiku ada main sama isteri orang, hamil lagi. Semakin lama aku semakin ga enak dengar bisik-bisik tetangga rusunawa-ku yang ngomongin Robert, seolah aku adalah wanita yang paling goblok diseluruh dunia. Akhirnya, akupun menguatkan diri bertanya ke sekuriti apakah Robert sering pulang ke rusunawa ketika aku pergi kerja? Diluar dugaanku, ternyata sang sekuriti bilang : “Maaf ya mba sebelumnya, sebenarnya mas Robert itu sering pulang kesini kalo pas jam istirahat. Bahkan saya sendiri sering liat mas Robert masuk ke kamar LIA tapi saya ngga tau dia ngapain didalam soalnya pernah saya ikutin trus coba buka pintunya tapi ternyata dikunci”. Hahh.. bagaikan tersengat listrik tegangan tinggi, tubuhku kaku untuk beberapa waktu, panas dingin bercampuraduk. Kurang ajar!! Kali ini aku sudah tidak lagi dapat melihat kebaikan sedikitpun pada diri suamiku. Tidak perlu lagi ditanyakan apa yang diperbuat seorang laki-laki dengan seorang perempuan didalam kamar terkunci dan itu dilakukan berulang-ulang.
Lia..lia.. kenapa kamu tega-teganya melukai persahabatan kita. Kenapa juga kamu tega khianati suami bahkan jabang bayi yang ada di perutmu? kenapa kamu tidak pernah memikirkan kepercayaan juga perasaanku? Kenapa aku berkalang dengan perbuatan-perbuatan penduduk neraka? Apakah ini azab atau ujian bagiku?
Akupun mempertemukan LIA, Robert, juga suami LIA untuk mengclearkan permasalahan. Dengan berdalih Robert yang suka merayu, LIA mengakui kelakuan mereka berdua. Dan lagi-lagi aku tidak cukup kuat untuk berbuat tegas kepada Robert, entah apa penyebabnya. Akupun mengadu ke ayahku tentang kelakuan Robert, saat itu juga ayahku menjemput pake mobil dan langsung mengangkut perabotan juga pakaianku dibawa pulang kerumah orang tuaku. Aku sudah tak lagi mengerti diriku, aku hilang kendali, linglung tidak tahu harus berbuat apa. Yang kutahu hanyalah aku adalah wanita bodoh yang sedang hamil yang tak tahu arah hidup.
Tiga hari aku merasa sedikit tentram dirumah orang tuaku, meski berusaha untuk meninggalkan kenangan buruk dan tidak bisa. Tiba-tiba Robert muncul lagi dan kali ini aku merasa muak, mual, jijik melihat mukanya. Tapi aku bingung harus berbuat apa, apakah aku harus mengusirnya? Padahal ia adalah suami dan calon ayah sah dari bayi yang aku kandung? Aku tidak bisa bertindak dan bersikap, mungkin itu kelemahanku. Untung orangtuaku selalu melindungiku meski berapa kali aku mendurhakainya dan aku menyesal atas perbuatanku itu. Ternyata orang tuaku sudah siap dengan secarik kertas dengan beberapa poin perjanjian yang intinya Robert berjanji akan menyayangiku dan tidak berselingkuh lagi. Dan sebagai konsekuensinya akupun memaafkan segala perbuatan yang telah dilakukan Robert dan hidup rukun kembali. Perjanjian itu terasa berat bagiku karena aku telah mencoba untuk berpikir positif tentang Robert.
Tapi sekali lagi aku harus mencoba kembali membuka diri untuk Robert meski kali ini sudah terasa hambar. Dan benar saja kebersamaan itu hanya hanya berusia 1 bulan. Lagi-lagi aku menemukan SMS mesra di HP Robert: “Mas, aku udah kangen nih. Ketemuan yuk??”. Detik itu juga aku usir Robert dari rumah orang tuaku. Meski tidak lagi secinta dulu, tetap saja hatiku terluka. Namun penasaran tetap ada di benakku siapakah RIA itu? Cewek yang masih bisa kecaplok Robert? Setelah kutanya Andi rekan kerja Robert di kantornya, ternyata RIA adalah sales kertas yang ngurus order di kantor Robert. Menurut informasi dari Andi, Robert memang udah sering jalan bareng RIA dua bulan terakhir. Konon mereka juga sering mampir menginap di penginapan kawasan pantai parangtritis.
Kini aku semakin terpuruk, hamper hilang kepercayaanku terhadap lelaki. Lelaki secara umum sama saja tukang ngibul, mau menangnya sendiri alias egois. Tapi jika teringat ayahku, nampaknya pendapatku itu tidak selamanya benar. Ia telah begitu banyak berkorban, bahkan tetap melindungi meski dalam waktu yang bersamaan aku sedang menentangnya. Ya Allah, Tuhanku… aku lelah sekali. Aku ingin malam ini bisa tidur dengan malam yang sangat panjang, hingga hilang semua keletihan jiwa yang menghimpit dada secara bertubi-tubi ini.
Langganan:
Postingan (Atom)
Empat Hal Yang Membuat Manusia Mudah Diganggu Jin
Jin sangat mudah masuk kedalam tubuh manusia yang mempunyai perangai sebagai berikut : Senang Marah-marah Yang Berlebihan Terjeremb...
-
Oleh : Muhammad Dikyah Salaby Ma'arif Ini adalah sebuah kisah nyata yang cukup menggelitik sekaligus agak miris bila ku mengenangnya. Su...
-
Bensin saat ini telah menjadi kebutuhan pokok bangsa Indonesia. Kita sudah sangat tergantung dengan cairan yang namanya bensin ini. Coba ka...
-
Pernah dengar nama hewan kepinding? Itu lho hewan yang koloninya berada di lipatan kasur ataupun pojokan busa. Masih belum ngerti? ( Halah....